GBL 113 GEREJA BAGAI BAHTERA
Ein Schiff das sich Gemeinde nennt
Martin G. Schenider 1963, terj. Yamuger 1988 © Gustave Boss Verlag
Martin G. Schenider 1963
6=C 4/4
Versi Version 1
1
Gereja bagai bahtera di laut yang seram,
mengarahkan haluannya ke pantai seberang.
Mengamuklah samudera dan badai menderu;
gelombang zaman menghempas yang sulit ditempuh.
Penumpang pun bertanyalah selagi berjerih:
Betapa jauh di manakah labuhan abadi?
Tuhan tolonglah Tuhan, tolonglah!
Tanpa Dikau semua binasa kelak.
Ya Tuhan, tolonglah!
2
Gereja bagai bahtera pun suka berhenti,
tak menempuh samudera, tak ingin berjerih
dan hanya masa jayanya selalu dikenang,
tak ingin akan dunia yang hampir tenggelam.
Gereja yang tak bertekun di dalam tugasnya,
tentunya oleh Tuhan pun tak diberi berkah.
3
Gereja bagai baherea diatur awaknya,
setiap orang bekerja menurut tugasnya.
Semua satu padulah, setia bertekun,
demi tujuan tunggalnya yang harus ditempuh.
Roh Allah yang menyatuka, membina, membentuk
di dalam kasih dan iman dan harap yang teguh.
4
Gereja bagai bahtera, muatannya penuh
beraneka manusia yang suka mengeluh,
yang hanya ikut maunya, mengritik dan sok tahu,
sehingga bandar tujuan menjadi makin jauh.
Tetapi bila umat-Nya sedia mendengar,
tentulah Tuhan memberi petunjuk yang benar.
5
Gereja bagai bahtera di laut yang seram,
mengarahkan haluannya ke pantai seberang.
Hai kau yang takut dan resah, kau tak sendirian,
teman sejalan banyaklah dan Tuhan di depan!
Bersama-sama majulah, bertahan berteguh,
tujuan akhir adalah labuhan Tuhanmu!

OK