Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang,
demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
Bila kayu habis, padamlah api;
bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.
Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api,
demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan.
Seperti sedap-sedapan perkataan pemfitnah
masuk ke lubuk hati.
Seperti pecahan periuk bersalutkan perak,
demikianlah bibir manis dengan hati jahat.
Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya,
tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya.
Kalau ia ramah, janganlah percaya padanya,
karena tujuh kekejian ada dalam hatinya.
Walaupun kebenciannya diselubungi tipu daya,
kejahatannya akan nyata dalam jemaah.
Siapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya,
dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia.
Lidah dusta membenci korbannya,
dan mulut licin mendatangkan kehancuran.